faktajurnalisa.com - Mengapa iblis menolak untuk sujud kepada Nabi Adam (as)? Sebab, iblis sangat iri padanya. Oleh karena itu barangsiapa diantara kita memiliki sifat iri hati, maka sesungguhnya kita sudah memiliki salah satu sifat iblis. Rasulullah SAW bersabda, “Melepaskan dua serigala kelaparan dalam kandang kambing tidak lebih berbahaya dari seorang Muslim yang rakus harta dan iri pada agama. Sungguh, iri hati memakan kebaikan, seperti api menghanguskan kayu”. (HR. At -Tirmidzi)
Orang yang cemburu tidak akan mulia di dunia. Malaikat akan muak padanya. Jika suatu saat meninggal, dia akan mendapatkan posisi yang sangat tercela di hadapan Tuhan. Demikian juga di Yaumul Hisab timbangan akan dibalik, sehingga Neraka siap menerkamnya. Itulah nasib malang yang akan Tuhan berikan kepada orang yang cemburu.
Apa iri hati? Secara garis besar ciri ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama, kecemburuan dilarang. Seseorang merasa tidak senang dengan kesenangan yang didapat orang lain dan merasa bahagia ketika orang lain mendapat musibah. Atau setidaknya, dia ingin berkah yang ada pada orang lain hilang. Kecemburuan ini dilarang, karena sifat seperti ini termasuk dalam penyakit hati tingkat ketiga.
Kedua, rasa iri yang diperbolehkan berupa rasa iri terhadap kesenangan orang lain, tetapi tidak ingin menjauhkan kesenangan itu darinya. Melihat orang lain memiliki rumah yang bagus, kita merasa iri karena ingin memiliki hal yang sama dan bukan membuat mereka miskin. Keinginan semacam ini sangat normal selama tidak berubah menjadi perasaan yang tidak menyenangkan, yang mengarah pada keinginan untuk menyingkirkan kesenangan orang tersebut.
Padahal, “boleh” merasa iri seperti ini, Insya Allah akan memberi pahala jika kita melakukannya. Pertama, ketika kami melihat orang-orang yang berilmu dan suka mengamalkan ilmunya, mereka aktif berdakwah dengan penuh keikhlasan, dan kami juga ingin melakukan itu. Kedua, ketika kita melihat orang kaya yang suka menghabiskan hartanya di jalan Allah, maka kita ingin melakukan hal yang sama.
Dengki biasanya akan berpasangan dengan situasi yang dihadapi pemiliknya. Siswa akan iri pada sesama siswa. Orang pintar akan iri pada orang yang pintar lagi, dan seterusnya. Singkatnya, seseorang akan sulit merasa iri pada orang lain yang memiliki kemampuan berbeda.
Demikian pokok bahasan artikel kali ini yang dapat kami uraikan, Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun agar artikel ini dapat disusun. menjadi lebih baik di masa depan
0 Komentar