Ayahnya Disebut Jadi Pemulung Saat Bertemu Risma, Anak Pemilik Toko Poster Di-bully Sampai Menangis

faktajurnalisa.com - Pemilik toko poster dan bingkai Bung Karno di Setiabudi, Jakarta Selatan, Doni BK dan keluarganya mengaku di-bully setelah dirinya dan tokonya viral di media sosial.

Di media sosial, Doni disebut-sebut sebagai pemulung poster dan toko bingkai Bung Karno.

Persoalan ini mengemuka setelah Menteri Sosial Tri Rismaharini blusukan di kawasan jalan protokol Sudirman-Thamrin pada 4 Januari 2021.

Masalah itu ditulis di akun Twitter @ Andhy_SP211 dan telah di-retweet 134 kali dan disukai 253 kali.

Narasi yang dibangun melalui tweet dan balasan komentar di akun @ Andhy_SP211 seolah-olah para pemulung yang ditemui Risma sudah diatur sedemikian rupa.

Komentar (bullying) di media sosial membuat anak-anak menangis. Anak keempat diintimidasi melalui media sosial. Kok katanya, sehingga dia jual. Dia bilang pencitraan, ”kata Doni saat ditemui di tokonya di Jalan Mnangkabau, Pasar Manggis, Setiabudi, Kamis (7/1/2021) sore.

Putranya diintimidasi oleh teman-temannya karena postingan Twitter yang miring.

Putranya malu karena kabarnya ayahnya pernah berperan sebagai pemulung dan bertemu Risma. Padahal, pemulung adalah orang yang berbeda.

Putra Doni, Deri Setiadi (19) menceritakan tentang perundungan yang diterimanya. Di lingkaran pertemanannya, ayah Doni menjadi sorotan.

"Di komentar seperti itu. Mocking. Kok laku seperti itu, aktingnya bagus. Di Twitter katanya jago setting. Padahal orang nggak tahu yang sebenarnya," ujar Deri saat ditemui Doni.

Doni mengaku menyayangkan unggahan yang mengaitkan tokonya dengan pemulung yang ditemui Risma.

Ia membantah sosok gelandangan di tweet @ Andhy_SP211 itu adalah dirinya.

"Bahwa pemulung (gelandangan) berstatus jual kusen itu tidak benar. Saya pedagang aslinya," kata Doni saat ditemui, Kamis (7/1/2021) siang.

Ia mengatakan pemulung di foto itu bernama Nur Saman. Nur Saman dikenal sebagai teman dan tetangga.

“Yang kami temui (pemulung) (Risma) bukan status penjual foto Bung Karno. Makanya saya tidak terima,” tambah Doni.

0 Komentar